Di hilir inginku adalah menjadi hamba yang seolah olah "Tuhan tidak akan menyesal" menumpahkan kuasa cipta
dan rahmatNya di titik semesta,sebagai abdi yang hanya
berharap bersua ria kembali, bersimpuh menghadap,
di lantai tahta singgasanaNya
"Telah cukup semua ketakjuban atas ruh ini" batinku di benak
Hingga suatu ketika, sosokmu yang singkat hadir lalu beranjak
Sebentar tapi begitu lama terasa, seolah waktu berlalu dengan merangkak
Sadarku tertegun, pandanganku terkesima dan raga pun sulit untuk bergerak
Siapakah dirimu, empu dari roman yang menghentikan nadi berdetak sejenak
Bercerminlah dirimu
mungkin saking terbiasanya, telah luput dari sadarmu
bisa jadi saking seringnya, telah luput dari pandanganmu
Hanya saja paras perangaimu memang begitu elok berbalut rindu
Serasa tercipta dikala Tuhan sedang tersenyum, begitu anggun merayu
Terbesit di benak dalam keyakinanku
Simpul senyum tulus dan keturutanmu atasku
lebih dari sekedar hembusan nyawa bagiku
Lantas satu hal yang singgah dalam ragu
Siapa gerangan kamu, wahai rusukku
Madrasah kelak bagi buah hati aku kamu
Begitu sulit dipahami namun begitu mudah dirasakan
Mengapa bisa hangat sekaligus menyejukkan
Seperti terhembus sepi angin dibawah rindang pepohonan
Ternaungi surya di langit senja kemerahan
Ya Tuhan, Segala puji bagimu, Penguasa segenap Kerajaan
Jogja, 141017 03.00AM
#renungansesubuhan
#puisidinihari
image source, singgahlah :
https://www.islaminjapanmedia.org/okoso-zukin/
https://www.pinterest.jp/nogitsunebi/wafuku/?lp=true
Komentar
Posting Komentar