Langsung ke konten utama

Postingan

ADIK

Sekali lagi terima kasih, kasih kini tak ada lagi pelarian berdalih atas payah peluh yang begitu berarti atas ketergerakan hati terberkatilah hadirmu memekarkan kuncup wajahku yang membiru Mungkin terkesan terpaksakan Maaf jika itu yang ternampakkan harap hati kau bisa memahami semua kejadian menjemukan sepekan ini memaksa bertingkah hampa seadanya lupa bersikap yang sepatutnya mendewasa syukurlah atas hadirmu ragaku terdamaikan suaramu seperti syahdu yang mencandu harapku kelak ketulusanmu terlampau impas terbalas menjejak rindu yang membekas hingga tiba masa jiwa kembali tertawa Yogyakarta, 291017 0730 AM
Postingan terbaru

TABIAT HUJAN AKHIR BULAN

Menyeruak dari delapan kelabu awan Melepas nyaman lantas berjatuhan beterbangan Gertak lantang gemuruh bersahut sahutan Pun dahsyatnya silau kilat beriringan Yang memintanya pulang Semua diabaikan Bahkan sudi menjelma Bagai asa yang terbuang Teramat gigihnya tekad hujan malam ini Melesat sekelebat cepat, membawa cinta Yang terbagi merata Menetramkan suasana Dengan lantunan tetes yang berirama Hadir teramat bermartabat lagi penuh makna Hingga mahkota kepantasan membersamainya Hingga segenap bumi menyambut bahagia Atas hadirnya Romantika yang bersahaja courtesy images : https://bartoz.deviantart.com/gallery/

DEAR

i can't ressist it all any longer few doubt of me as a flustered finder share the tiny rest of my love, only to you dear soon when we start living under one roof together i figured it out once and thought it'll be greater when we combine yours and mine, holding on each other taking out whole of the feelings from the heart locker evenly spreading it wider like a warm shower say it louder like a newborn barker to all living things in happiness's hunger let's keep it up and figure it out sooner that our loves become better than just a near rooting in deeper, growing up higher blooming with scented on, year by year well known as an authentic forever after so, what do you think, my DEAR ? a greeting for unknown future Jogja, 271017 06.52 PM

SEMU

TERGESA, bergegas beranjak, akhirnya berhamburan pulang PERCUMA, bersikeras mengajak, jika hanya sekelebatan datang LUPA, syahdunya bersua jumpa dan sapa saat berhadap hadapan SIRNA, mesranya berujar senyum dan canda lantas bersahut keakraban kenikmatan dikesampingkan UJUNGNYA, terkumpulkan bersama, tergadai murahkan PANGKALNYA, tersibukkan tak hentinya, notifikasi sekian sekian enggan diletakkan Sudah terkumpulkan Belum tersatukan Gemuruh dan Mendung yang batal berangsur Gerimis Peluh dan Rundung yang gagal berbuah Manis Yogyakarta, 261017 16.00 PM image source : https://www.linkedin.com/pulse/why-we-addicted-gadgets-technology-annie-george/

TERBEDAKAN

"lebih baik menjauhlah !" "jangan seperti dia !" nasihat kejam mereka pada kaumnya yang mengaku telah lurus dalam arah yang merasa telah tuntas atas semua resah namun gemar berwirid sampah dan serapah anggapnya manusia jenis saya atau mungkin kita ditengarai penular wabah dianggap oknum biang masalah dengan ritme hidup tak terarah PARAH !!! haha, tapi bukan masalah sana, turutilah hanya anggapan tak ubah sampah sama sekali tak membuat resah sebab busuknya akan segera melemah karena angin karma meniupnya berbalik arah terhempas dan sirna "selayaknya bertampang brandal !" "sebegitunya berpikiran sundal !" "seharusnya berkelakuan bengal !" semua hal ujaran gombal lempar sudah di ujung kanal bukan alasan tangan mengepal sebab kita pengelana hidup dari jalanan terjal diajarkan beranggun sangka meski sedari awal wajar bila sedikit banyak terasa gatal berempatilah atas asa rasa yang terlanjut bebal berdoalah a

TAJALLI DIRI

Dini hari kusempatkan bercermin diri Kuamati setiap garis dan gurat sisi Sejenak terpejam dan nafas pagi kuresapi Terlintas klise jejak dalam durasi Dari berlalunya hari ke hari Alasan sekian tindakan yang acapkali terjadi Konflik sekian keputusan yang tereksekusi sejauh ini Satu hal yang akhirnya kusadari Bahwa tidak bisa dipungkiri Diri ini bolehlah dikata tangguh sekali Sama sekali bukan ungkapan memuji Bukan pula ekspresi ujub diri Cuma ungkapan kecil berdasar bukti Susah sekali melawan sisi lain diri sendiri Berat sekali mendamaikan antara kanan dan kiri Satu lagi mentahan kesadaran untuk evaluasi diri Satu lagi bisikan teguran untuk berhenti mencaci diri Terlebih begitu gemarnya menyalahkan situasi Atas semua kejadian yang tak lelah berlalu Atas baik buruk dampaknya setelah itu Kini aku mencoba bisa memahami aku Kini aku mencoba bisa mendamaikan aku Kamu memang luar biasa sisi lainku Jika teramat banyak benci orang atas tingkahmu Justru aku sal

HAWAKU

Di hilir inginku adalah menjadi hamba yang seolah olah "Tuhan tidak akan menyesal" menumpahkan kuasa cipta dan rahmatNya di titik semesta,sebagai abdi yang hanya berharap bersua ria kembali, bersimpuh menghadap, di lantai tahta singgasanaNya "Telah cukup semua ketakjuban atas ruh ini" batinku di benak Hingga suatu ketika, sosokmu yang singkat hadir lalu beranjak Sebentar tapi begitu lama terasa, seolah waktu berlalu dengan merangkak Sadarku tertegun, pandanganku terkesima dan raga pun sulit untuk bergerak Siapakah dirimu, empu dari roman yang menghentikan nadi berdetak sejenak Bercerminlah dirimu mungkin saking terbiasanya, telah luput dari sadarmu bisa jadi saking seringnya, telah luput dari pandanganmu Hanya saja paras perangaimu memang begitu elok berbalut rindu Serasa tercipta dikala Tuhan sedang tersenyum, begitu anggun merayu Terbesit di benak dalam keyakinanku Simpul senyum tulus dan keturutanmu atasku lebih dari sekedar he